Kamis, 23 Juni 2011

Presiden: Cadangan Beras harus Besar untuk Atasi Spekulasi Harga

Jakarta:Pemerintah menginginkan cadangan beras di dalam negeri yang cukup untuk menghindari praktik spekulasi harga oleh para pebisnis komoditas tersebut. Selama ini, spekulan bisa seenaknya mempermainkan harga akibat keterbatasan ketersediaan beras.

Untuk itulah, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan Bulog menjalankan perannya mengamankan cadangan tersebut, apalagi telah diterbitkan perpres patokan kualitas dan harga gabah yang lebih longgar bagi perum tersebut untuk melaksanakan pembelian.

"Kalau negara, meskipun cukup, tidak punya cadangan besar, harga itu ‘digoreng’. Dinaik-turunkan. Bulog beli beras untuk cadangan supaya harga tidak digoreng," kata Presiden SBY, saat melakukan dialog dengan petani dan nelayan yang merupakan peserta Pekan Nasional XIII Petani Nelayan melalui video conference dari Istana Negara, Rabu (22/6).

Dikatakan Presiden, menjadi kebiasaan kalangan dunia usaha beras di dalam dan luar negeri bisa seenaknya mempermainkan harga jika mengetahui suatu negara tidak memiliki cadangan komoditas tersebut yang tidak besar.

Namun, lanjut Presiden, meskipun dengan adanya kenaikan harga tersebut, yang diuntungkan hanya para spekulan dan tengkulak. Sementara, untuk petaninya hanya menjual gabah dengan harga yang tetap seperti biasanya.

"Tengkulak dan spekulan menikmati miliar dan triliunan rupiah karena ‘menggoreng’ harga beras. Rakyat, petani, dirugikan, negara kita kalang kabut. Oleh karena itu Bulog beli beras untuk cadangan, supaya harga tidak digoreng,” kata SBY.

SBY mengatakan dirinya sudah mempunyai catatan jumlah gabah dan beras yang sudah dibeli Bulog, dan dari siapa saja diperoleh komoditas tersebut. Diharapkan, Bulog memprioritaskan membeli dari petani dalam negeri. SBY juga menginstruksikan Bulog agar menjadi lembaga yang bersih dari korupsi serta praktik penyimpangan.