Rabu, 22 Juni 2011

Dugaan Pemalsuan Merk Rokok,Gudang Semen & Gudang Harta Mirip Gudang Garam

Malang: Rokok adalah bisnis menggiurkan yang bisa menghasilkan keuntungan materi berlipat-lipat. Namun, kerasnya persaingan usaha di bidang olah tembakau itu, seperti hukum jalanan. Jika modal kecil, siap-siap saja ditendang. Dan itu, sudah dibuktikan ratusan atau bahkan ribuan pabrik rokok berskala kecil di manapun tempatnya.

Menurut Ketua Harian Forum Masyarakat Industri Rokok Indonesia (FORMASI) Kabupaten Malang, Hari Soewandi mengatakan, berkaca pada kasus disegelnya PR Gudang Baru oleh Polda beberapa waktu lalu menguatkan jika indikasi pasar rokok sudah tak sehat.

Upaya membunuh pabrik rokok kecil, terlihat dengan semena-menanya pabrik rokok berskala nasional untuk main tangan besi dengan mengerahkan aparat hukum. "Ada indikasi jika produk rokok Gudang Garam takut tersaingi oleh Gudang Baru," terang Hari beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Sales Nasional Manager PR Jaya Makmur yang memproduksi rokok Gudang Baru, Agus Hariyadi pada wartawan, Selasa (21/6/2011) siang mengatakan, pihaknya sudah mentaati segala proses mekanisme aturan baik dari segi hukum dan cukai.

Namun yang terjadi adalah, Gudang Baru seperti dihantam kayu oleh perusahaan rokok terbesar. Seharusnya, mereka malu melakukan hal itu. Pasalnya, secara Hukum dan HAKI, Gudang Baru disahkan memakai kemasan yang dianggap mirip oleh Gudang Garam.

"Produk kita juga dilindungi HAKI. Sama dengan produk Gudang Garam. Kalau kami dipermasalahkan, padahal masih ada banyak merek rokok yang menyerupai Gudang Garam," paparnya.

Ditegaskan Agus, ia menyodorkan sejumlah produk yang sama persis dengan Gudang Garam 16. Dua produk rokok itu bernama Gudang Harta. Warna dan kemasannya nyaris sama. Gudang Harta, diproduksi PR Gudang Harta, Semarang. Pun dengan Gudang Semen. Produksi pabrik ini ada di Sidoarjo. Sepintas jika dilihat dari logonya, malah hampir sama dengan Gudang Garam.

Ada rel dan bangunan mirip punya Gudang Garam. Bedanya Gudang Semen ada mobil pengaduk semen di tengahnya. Nah, kalau Gudang Baru sendiri, malah berbeda jauh dengan produk Gudang Garam. Gudang Baru warnanya masih lebih menyala. Tidak ada rel kereta apinya. Bangunan rumahnya juga hanya dua.

Tulisan Gudang Baru juga berbeda. Lebih dari itu, Gudang Baru kemasan buka dalam rokok itu langsung. Tidak dua pintu seperti milik Gudang Garam. "Nah, kalau kami disomasi dan disegel seperti ini, harusnya produksi rokok yang sama dengan Gudang Garam juga dilakukan penyegelan. Persaingan ini sudah tidak sehat," tegas Agus.

Ditambahkan Agus, dugaan sikap arogan Gudang Garam terpaksa dilakukan karena di daerah Manado, brand Gudang Garam prosentase pasarnya masih 20 persen. Sedang Gudang Baru, sudah diatas 11 persen. Indikator takut tersaingi itu, seharusnya tidak dilakukan pabrik rokok berskala besar dengan menggunakan tangan besinya.