Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, industri otomotif lokal siap memenuhi kebutuhan komponen otomotif yang sebelumnya diimpor dari Jepang. Diperkirakan, impor komponen tersebut akan terganggu setelah Maret lalu Jepang dilanda bencana alam.
Hidayat menjelaskan, Jepang masih memastikan dapat memenuhi permintaan komponen dari Indonesia hingga Juni. Namun, pihaknya tetap mencari alternatif lain mengingat bencana tersebut cukup meluluhlantakkan negeri Sakura tersebut.
"Kita sudah cari dari tempat lain. Tapi 85% produksi komponen itu kan sudah di Indonesia, tinggal beberapa bagian di Jepang. Komponen itu sekarang didatangkan dari negara yang menjadi joint mereka (Jepang) di luar. Pilihannya itu, atau bagian itu dibuat di sini," ujar Hidayat di sela KTT Bisnis ASEAN-Uni Eropa (UE) di Jakarta, Kamis (5/5).
Sanggupkah Indonesia memproduksi sendiri? "Sanggup, pasti," tukas Hidayat.
Ahli mesin Indonesia, menurut Hidayat, banyak yang sudah berguru ke Osaka untuk transfer teknologi dari Jepang. Oleh karenanya, Hidayat justru menantang industri lokal untuk memenuhi kebutuhan komponen tersebut.
Kementerian Perdagangan sendiri belum dapat memastikan berkurangnya impor komponen otomotif dari Jepang. Pasalnya, data yang saat ini dimiliki masih berupa data kuartal I tahun ini. Data tersebut belum menggambarkan kondisi di Jepang setelah Maret.
Namun demikian, Hidayat justru tak ragu dengan perdagangan Indonesia dengan Jepang di sektor otomotif pada kuartal II. "Kan mau ada investasi. Daihatsu di (Kawasan Industri) Karawang. Akhir bulan ini Suzuki mau masuk US$800 juta," katanya. Angka ekspansi Daihatsu di Karawang merupakan 20 miliar yen atau Rp2,1 triliun.