Pascadiberlakukannya pembekuan sementara penerimaan nasabah baru layanan wealth management di 23 bank terlihat pergerakan bank negeri tetangga seperti Singapura untuk menampung nasabah kaya. Ini disampaikan oleh pengamat ekonomi Dradjad Wibowo ketika dihubungi, Kamis (5/5).
"Bank-bank asal Singapura menjadi agresif datang ke nasabah seiring moratorium wealth management. Mereka jemput bola menampung nasabah kaya raya dengan getok tular," ujar Dradjad. Menurutnya, kelas menengah dan kaya raya di Indonesia kini berjumlah 10 juta orang.
Jumlah itu lebih banyak daripada orang kaya di Singapura. Ia mengestimasi jumlah uang orang Indonesia di Singapura kini mencapai US$120 miliar.
"Info naiknya bursa dan indeks membuat sebagian melirik kembali ke Indonesia. Tapi jika penghentian nasabah baru wealth management diteruskan, maka akan semakin banyak uang kita di sana," ujarnya.
Ia pun mengusulkan supaya wealth management tidak dihilangkan karena akan berakibat buruk pada perekonomian Indonesia. "Yang diperlukan sekarang adalah perbaikan prosedur, kontrol internal, serta pemanfaatan teknologi pada layanan ini," cetusnya.